BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang kompleks, dan melibatkan
berbagai komponen yang saling terkait. Oleh karena itu dalam proses
pengembangan Kurikulum 2013, tidak hanya menuntut ketrampilan teknis pengembang
terhadap pengembangan berbagai komponen kurikulum, tetapi harus pula dipahami
berbagai komponen yang mempengaruhinya.
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang dianggap sangat fenomenal karena
semangatnya yang menggebu-gebu. Para penggagasnya sangat powerfull, dikembangkan dalam waktu yang relatif singkat namun
memiliki keinginan untuk tampil sempurna. Kurikum 2013 memiliki tujuan yang
menjanjikan lahirnya generasi penerus bangsa yang produktif, kreatif, inovatif
dan berkarakter.
Namun untuk mewujudkan tujuan yang diharapkan dari Kurikulum 2013 tersebut
sangat ditentukan oleh berbagai faktor penentu atau kunci sukses. Oleh karena
itu, dalam paparan kajian telaah buku kali ini akan dibahas tentang kunci
sukses dan pengembangan dari Kurikulum 2013.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa saja yang
menjadi faktor penentu kunci sukses keberhasilan Kurikulum 2013?
2.
Bagaimana konsep
pengembangan Kurikulum 2013?
C.
TUJUAN
1.
Untuk mengetahui
faktor penentu yang menjadi kunci sukses keberhasilan Kurikulum 2013.
2.
Untuk mengetahui konsep
pengembangan Kurikulum 2103.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
KUNCI SUKSES KURIKULUM 2013
a.
Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kunci sukses pertama yang menentukan keberhasilan implementasi Kurikulum
2013 adalah faktor kepemimpinan kepala sekolah. Dalam menyukseskan implementasi
Kurikulum 2013 diperlukan kepala sekolah yang mandiri, dan profesional dengan
kemampuan manajemen serta kepemimpinan yang tangguh, agar mampu mengambil
keputusan dan prakarsa untk meningkatkan mutu sekolah. Hal ini diperlukan,
terutama untuk memobilisasi sumber daya sekolah dan kaitannya dengan
perencanaan dan evaluasi program sekolah, pembelajaran, pengelolaan ketenagaan,
sarana dan sumber belajar, keuangan, pelayanan siswa, serta hubungan sekolah
dengan masyarakat.
Kepala sekolah yang mandiri, profesional, dan demokratis harus berusaha
menanamkan, meningkatkan dan memajukan sedikitnya empat macam nilai, yaitu:
§ Pembinaan mental
§ Pembinaan moral
§ Pembinaan fisik
§ Pembinaan artistik
b.
Kreativitas Guru
Kunci sukses kedua yang menentukan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013
adalah kreativitas guru, karena guru merupakan faktor penting yang besar
pengaruhnya, bahkan sangat menentukan berhasil tidaknya peserta didik dalam
belajar. Guru sebagai fasilitator sedikitnya harus memiliki 7 sikap seperti
yang diidentifikasikan Rogers (dalam Mulyasa, 2002), yaitu:
1.
Tidak berlebihan
mempertahankan pendapat dan keyakinannya, atau kurang terbuka;
2.
Dapat lebih
mendengarkan peserta didik, terutama tentang asprasi dan perasaannya;
3.
Mau dan mampu
menerima ide peserta didik yang inovatif, dan kreatif, bahkan yang sulit
sekalipun;
4.
Lebih meningkatkan
perhatiannya terhadap hubungan dengan peserta didik seperti halnya terhadap
bahan pembelajaran;
5.
Dapat menerima
umpan balik, baik yang sifatnya positif mauoun negatif, dan menrimanya sebagai
pandangan yang konstruktif terhadap diri dan perilakunya;
6.
Toleransi terhadap
kesalahan yang diperbuat peserta didik selama proses pembelajaran; dan
7.
Menghargai prestasi
peserta didik, meskipun biasanya mereka sudah tau prestasi yang dicapainya.
Selain itu agar implementasi kurikulum 2013 berhasil
memperhatikan perbedaan individual peserta didik, guru perlu memperhatikan
hal-hal berikut:
1.
Menggunakan metode
yang tepat dan bervariasi;
2.
Memberikan tugas
yang berbeda bagi setiap peserta didik;
3.
Mengelompokkan
peserta didik berdasarkan kemampuannya, serta disesuaikan dengan mata
pelajaran;
4.
Memodifikasi dan
memperkaya bahan pembelajaran;
5.
Menghubungi
spesialis, bila ada peserta didik yang mempunya kelainan;
6.
Menggunakan
prosesdur yang bervariasi dalam membuat penilaian dan laporan;
7.
Memahami bahwa
peserta didik tidak berkembang dalam kecepatan yang sama;
8.
Mengembangkan
situasi belajar yang memungkinkan setiap anak bekerja dengan kemampuan
masing-masing pada setiap pelajaran; dan
9.
Mengusahakan
keterlibatan peserta didik dalam berbagai kegiatan pembelajaran.
Dalam rangka menyukseskan implementasi Kurikulum 2013, dan menyiapkan guru
yang siap menjadi fasilitator pembelajaran sebagaimana diuraikan di atas,
hendaknya diadakan musyawarah antara kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan,
pengawas sekolah dan komite sekolah. Hal ini diperlukan terutama untuk
menganalisis, mendiskusikan dan memahami buku pedoman dan berbagai hal yang
terkait dengan implementasi Kurikulum 2013, antara lain:
a.
Kerangka dasar dan
struktur kurikulum:
2.
Pedoman
implementasi Kurikulum 2013
3.
Pedoman pengelolaan
4.
Pedoman evaluasi
kurikulum
5.
Standar Kompetensi
Kelulusan
6.
Buku guru
7.
Buku siswa
8.
Silabus dan Rencana
Pelakasanaan Pembelajaran
9.
Standar Proses dan
model pembelajaran
1b. Dokumen standar penilaian:
11. Pedoman penilaian dan rapor
12. Buku pedoman bimbingan dan konseling
c.
Aktivitas Peserta Didik
Kunci sukses ketiga
yang menentukan keberhasilan implementasi kurikulm 2103 adalah aktivitas
peserta didik. Guru harus mampu mengembangkan pola perilakunya, meningkatkan
standar perilakunya, dan melaksanakan aturan sebagai alat untuk menegakkan
disiplin dalam setiap aktivitasnya. Dalam hal ini guru harus mampu memerankan
diri sebagai pengemban ketertiban, yang patut digugu, ditiru, dan diteladani,
tetapi tidak bersikap otoriter.
Memperhatikan
pendapat Reisman and payne (1987: 239-241) dapat dikemukakan 9 strategi untuk
mendisiplinkan peserta didik, antara lain:
1.
Konsep diri (self concept), strategi ini menekankan
bahwa konsep-konsep diri masing-masing individu merupakan faktor penting dari
setiap perilaku.
2.
Keterampilan
berkomunikasi (communication skills), guru
harus memiliki keterampilan komunikasi yang efektif.
3.
Konsekuensi-konsekuensi
logis dan alami (natural and logical
consequences), perilaku-perilaku yang salah terjadi karena peserta didik
telah mengembangkan kepercayaan yang salah terhadap dirinya. Untuk itu guru
disarankan: a) menunjukkan secara tepat tujuan perilaku yang salah, sehingga
membantu peserta didik dalam mengatasi perilakunya, dan b) memanfaatkan
akibat-akibat logis dan alami dari perilaku yang salah.
4.
Klarifikasi nilai (values clarification), strategi ini
dilakukan untuk membantu peserta didik dalam menjawab pertanyaannya sendiri
tentang nilai-nilai dan membentuk sistem nilainya sendiri.
5.
Analisis
transaksional (transactional analysis), disarankan
agar guru belajar sebagai orang dewasa, terutama apabila berhadapan dengan
peserta didik yang menghadapi masalah.
6.
Terapi realitas (reality therapy), sekolah harus berupaya mengurangi kegagalan
dan meningkatkan keterlibatan. Dalam hal ini guru harus bersikap positif dan
bertanggung jawab.
7.
Disiplin yang
terintegrasi (assertive dicipline), metode
ini menekankan pengendalian penuh oleh guru untuk mengembangkan dan
mempertahankan peraturan.
8.
Modifikasi perilaku
(behaviour modification), perilaku
salah disebabkan oleh lingkungan, sebagai tindakan remidiasi. Sehubungan dengan
hal tersebut, dalam pembelajaran perlu diciptakan lingkungan yang kondusif.
9.
Tantangan bagi
disiplin (dare to discipline), guru
diharapkan cakatan, sangan terorganisasi, dan dalam pengendalian yang tegas.
Melalui berbagai upaya tersebut diharapkan terciptanya iklim yang kondusif
bagi implementasi Kurikulum 2013, sehingga peserta didik dapat menguasai
berbagai kompetensi sesuai dengan tujuan.
d.
Sosialisasi Kurikulum 2013
Sosialisasi dalam
Kurikulum 2013 sangat penting dilakukan, agar semua pihak yang terlibat dalam
pelaksanaannya di lapangan paham dengan perubahan yang harus dilakukan sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing, sehingga mereka memberikan
dukungan terhadap perubahan kurikulum yang dilakukan.
Sosialisasi perlu
dilakukan dengan matang kepada berbagai pihak agar kurikulum baru yang
ditawarkan dapat dipahami dan diterapkan secara optimal, karena sosialisasi
merupakan langkah penting yang akan menunjang dan menentukan keberhasilan
perubahan kurikulum. Setelah sosialisasi, kemudian mengadakan musyawarah antara
kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan komite sekolah untuk mendapatkan
persetujuan dan pengesahan dari berbagai pihak dalam rangka menyukseskan
implementasi Kurikulum 2013.
e.
Fasilitas dan Sumber Belajar
Pendayagunaan fasilitas dan sumber belajar perlu dikaitkan dengan
kompetensi yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain,
fasilitas dan sumber belajar dipilih dan digunakan dalam proses belajar apabila
sesuai dan menunjang tercapainya kompetensi. Dalam menyukseskan implementasi
Kurikulum 2013, fasilitas dan sumber belajar memiliki kegunaan sebagai berikut:
1.
Merupakan pembuka
jalan dan pengembangan wawasan terhadap proses pembelajaran yang akan ditempuh.
2.
Merupakan pemandu
secara teknis dan langkah-langkah operasional untuk menulusuri secara lebih
teliti menuju pada pembentukan kompetensi secara tuntas.
3.
Memberikan berbagai
macam ilustrasi dan contoh-contoh yang berkaitan dengan kompetensi dasar yang
akan dikembangkan.
4.
Memberikan petunjuk
dan gambaran kaitan kompetensi dasar yang sedang dikembangkan dengan kompetensi
dasar lainnya.
5.
Menginformasikan
sejumlah penemuan baru yang pernah diperoleh orang lain yang berhubungan dengan
mata pelajaran tertentu.
6.
Menunjukkan
berbagai permasalahan yang timbul, sebagai konsekuensi logis dalam pengembangan
kompetensi dasar yang menuntut adanya kemampuan pemecahan dari peserta didik
yang sedang belajar.
f.
Lingkungan yang Kondusif Akademik
Kurikulum 2013 memerlukan ruangan yang fleksibel, serta mudah disesuaikan
dengan kebutuhan peserta didik dan guru dalam berkreasi. Lingkungan yang
kondusif akademik antara lain dapat dikembangkan melalui berbagai layanan dan
kegiatan sebagai berikut:
1.
Memberikan pilihan
bagi peserta didik yang lambat maupun yang cepat dalam melakukan tugas
pembelajaran.
2.
Memberikan
pembelajaran remedial bagi peserta didik yang kurang berprestasi.
3.
Mengembangkan
organisasi kelas yang efektif, menarik, nyaman, dan aman bagi perkembangan
potensi seluruh peserta didik secara optimal.
4.
Menciptakan
kerjasama saling menghargai, baik antar peserta didik maupun antara peserta
didik dengan guru dan pengelola pemebelajaran lain.
5.
Melibatkan peserta
didik dalam proses perencanaan belajar dan pembelajaran.
6.
Mengembangkan
proses pembelajaran sebagai tanggung jawab bersama antara peserta didik dan
guru, sehingga guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator, dan sebagai
sumber belajar.
7.
Mengembangkan sistem
evaluasi belajar dan pembelajaran yang menekankan pada evaluasi diri sendiri (self evaluation).
g.
Partisipasi Warga Sekolah
Kunci sukses yang terakhir adalah partisipasi warga sekolah, khususnya
tenaga kependidikan. Dalam hal ini, peningkatan produktivitas dan prestasi
kerja dapat dilakukan dengan meningkatkan perilaku tenaga kependidikan di
sekolah melalui aplikasi berbagai konsep dan teknik manajemen personalia
modern. Partisipasi tenaga kependidikan dalam menyukseskan implementasi
Kurikulum 2013 dapat digalang melalui strategi umum dan strategi khusus sebagai
berikut:
1.
Strategi Umum
Pertama, memberdayakan tenaga kependidikan harus dilakukan berdasarkan
rencana kebutuhan yang jelas. Kedua, dalam setiap kegiatan pendidikan perlu
senantiasa dikembangkan sikap dan kemampuan profesional. Ketiga, kerja sama
sekolah dengan perusahaan dan dunia industri perlu terus menerus dikembangkan,
terutama dalam memanfaatkan perusahaan dan dunia industri untuk laboratorium
praktek, dan objek studi.
2.
Strategi Khusus
Strategi khusus adalah strategi yang langsung berkaitan dengan pengembangan
dan peningkatan manajemen tenaga kependidikan yang lebih efektif. Strategi
tersebut berkaitan dengan kesejahteraan tenaga kependidikan, pendidikan
prajabatan calon tenaga kependidikan, rekrutmen dan penempatan, pembinaan
kualitas tenaga kependidikan dan pengembangan karier.
B.
PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013
a.
Perlunya Perubahan dan Pengembangan Kurikulum 2013
Perlunya perubahan dan pengembangan kurikulum 2013 didorong oleh beberapa
hasil studi internasional tentang kemampuan peserta didik Indonesia dalam
kancah internasional. Beberapa hasil survey menunjukkan hampir semua peserta
didik Indonesia ternyata cuma menguasai pelajaran sampai level 3 saja,
sementara banyak peserta didik dari negara lain dapat menguasai sampai level
empat, lima bahkan enam. Hal ini merujuk pada suatu simpulan bahwa, prestasi
peserta didik Indonesia tertinggal dan terbelakang. Dalam kerangka inilah
perlunya perubahan dan pengembangan kurikulum, yang dimulai dengan penataan
kembali terhadap empat elemen standar nasional, yaitu standar kompetensi
lulusan, standar isi, standar proses, dan standar penilaian.
Disamping itu, perubahan dan pengembangan kurikulum diperlukan karena
terdapat beberapa kelemahan pada kurikulum yang sedang berlaku sekarang (KTSP),
yaitu:
1.
Konten kurikulum
masih terlalu padat, ditandai dengan banyaknya matapelajaran dan banyaknya
materi pelajaran yang terlalu luas dan terlalu sukar sehigga melampaui tingkat
kebutuhan dan daya serap peserta didik.
2.
Kurikulum belum
sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional.
3.
Kompetensi belum
menggambarkan secara lengkap
dan utuh mengenai domain sikap,
keterampilan, dan pengetahuan.
4.
Beberapa kompetensi yang
dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnya
pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills
dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum.
5.
Kurikulum belum
peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal,
nasional, maupun global.
6.
Standar proses
pembelajaran belum menggambarkan
urutan pembelajaran yang rinci sehingga terjadi multi tafsir dan
berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru.
7.
Standar penilaian
belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi dan belum secara tegas
menuntut adanya remedial secara berkala.
b.
Landasan Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan kurikulum 2013 dilandasi sebagai berikut:
1.
Landasan
Filosofis:
1. Filosofis Pancasila yang memberikan berbagai prinsip
dasar dalam pembangunan pendidikan
2. Filosofi pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur,
nilai akademik, kebutuhan peserta didik dan masyarakat.
2.
Landasan Yuridis:
1. RPJMM 2010-2014 sektor pendidikan
2. PP No. 19 Tahun 2005 tentang SNP
3. INPRES Nomor 1 Tahun 2010
3.
Landasan
Konseptual:
1. Relevansi pendidikan
2. Kurikulum yang berbasis kompetensi dan karakter
3. Pembelajaran kontekstual
4. Pembelajaran aktif
5. Penilaian yang valid, utuh dan menyeluruh
c.
Tujuan Pengembangan Kurikulum 2013
Di dalam Permendikbud No. 70 Tahun 2013 (2013: 4) dijelaskan bahwa tujuan
kurikulum 2013 adalah sebagai berikut :
“Kurikulum
2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif,
kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.”
Dalam hal ini pengembangan kurikulum difokus kan pada pembentukan
kompetensi dan karakter peserta didik, berupa paduan pengetahuan, keterampilan
dan sikap yang didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap
konsep yang dipelajarinya secar kontekstual. Maka dapat disimpulkan perubahan
kurikulum bertujuan untuk melanjutkan pengembangan kurikulum berbasis
kompetensi yang telah dirintis dari sejak tahun 2004 dengan mencakup kompetensi
sikap, pengetahuan, dan ketrampilan secara terpadu.
d.
Kurikulum 2013 Berbasis Kompetensi
Kurikulum 2013 berbasis kompetensi dapat dimaknai sebagai suatu konsep
kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan tugas-tugas
dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh
peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.
Kurikulum ini diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan,
nilai, sikap, dan minat peserta didik, agar dapat melakukan sesuatu dalam
bentuk kemahiran, dan keberhasilan dengan penuh tanggung jawab.Lima karakteristik
kurikulum berrbasis kompetensi, yaitu:
§ Mendayagunakan keseluruhan sumber belajar
§ Pengalaman lapangan
§ Strategi belajar individual personal
§ Kemudahan belajar
§ Belajar tuntas
e.
Tingkat Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum 2013 seperti pengembangan kurikulum pada umumnya
terdiri dari beberapa tingkat pengembangan, yaitu:
§ Pengembangan kurikulum tingkat nasional
§ Pengembangan kurikulum tingkat wilayah
§ Pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan
§ Pengembangan silabus
§ Pengembangan program pembelajaran
f.
Prinsip Pengembangan Kurikulum
Dalam mengembangkan kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi
perlu memperhatikan dan mempertimbangkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1.
Pengembangan
kurikulum dilakukan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional
2.
Kurikulum pada
semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi
sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik
3.
Mata pelajaran
merupakan wahana untuk mewujudkan pencapaian kompetensi
4.
Standar kompetensi
lulusan dijabarkan dari tujuan pendidikan nasional dan kebutuhan masyarakat,
negara serta perkembangan global
5.
Standar isi
dijabarkan dari standar kompetensi lulusan
6.
Standar proses
dijabarkan dari standar isi
7.
Standar penilaian
dijabarkan dari standar kompetensi lulusan, standar isi, dan standar proses
8.
Standar kompetensi
lulusan dijabarkan ke dalam kompetensi inti
9.
Kompetensi inti
dijabarkan ke dalam kompetensi dasar yang dikontekstualisasikan dalam suatu
mata pelajaran
1. Kurikulum satuan pendidikan dibagi menjadi kurikulum
nasional, daerah dan satuan pendidikan.
1. Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas
dan kemandirian sesuai dengan bakat dan minat.
1. Penilaian hasil belajar berbasis proses dan produk
1. Proses belajar dengan pendekatan ilmiah (scientific approach)
g.
Pengembangan Struktur Kurikulum
Pengembangan struktur kurikulum 2013 sedikitnya mencakup tiga langkah
kegiatan, yaitu:
§ Identifikasi kompetensi, dalam kaitannya dengan kurikulum
2013 yang berbasis karakter dan kompetensi, sedikitnya dapat diidentifikasi
delapan sumber yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kompetensi, yaitu:
-
Daftar yang ada,
penjabaran bidang studi, penjabaran mata pelajaran, analisis taksonomi, masukan
dan profesi, membangun teori, masukan peserta didik dan masyarakat, analisis
tugas.
§ - Mengembangkan struktur kurikulum
§ - Mendeskripsikan mata pelajaran
\
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1.
Keberhasilan
kurikulum 2013 dalam menghasilkan insan yang yang produktif, kreatif, dan
inovatif serta dapat merealisasikan tujuan pendidikan nasional untuk membentuk
watak dan peradaban bangsa yang bermartabat sangat ditentukan oleh berbagai
faktor kunci sukses, antara lain: kepemimpinan kepala sekolah, kreativitas
guru, aktivitas peserta didik, sosialisasi, fasilitas dan sumber belajar,
lingkungan yang kondusif akademik, dan partisipasi warga sekolah.
2.
Kurikulum 2013 dikembangkan
dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan perbedaan
dalam kemampuan dan minat. Atas dasar prinsip perbedaan kemampuan individual
peserta didik, kurikulum 2013 memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
memiliki tingkat penguasaan pada standar yang telah ditentukan (dalam sikap,
keterampilan dan pengetahuan). Oleh karena itu beragam program dan pengalaman
belajar disediakan sesuai dengan minat dan kemampuan awal peserta didik.
3.
Pengembangan kurikulum
berbasis kompetensi harus di dasarkan pada sebuah kerangka dasar, yaitu tingkat
pengetahuan, ketrampilan, tata nilai dan sikap. Hal ini tidak dapat menjadi
kompetensi yang terpisah satu sama lain. Kesemuanya harus menyatu dan melebur
di dalam semua kompetensi yang di inginkan.
4.
Kurikulum 2013
merupakan kurikulum yang merupakan perubahan struktur kurikulum KTSP. Adanya perubahan
tersebut dikarenakan terdapat banyak masalah dan upayanya adalah memperbaiki
kurikulum yang dianggap kurang tepat.
B.
SARAN
Suatu kurikulum haruslah mengandung isi dan arah perbaikan yang lebih baik,
kurikulum juga harus sesuai dengan perkembangan zaman dan tidak memberatkan
siswa apa lagi sampai membebankan siswa. Begitupun dengan harapan kita pada
kurikulum 2013 ini agar dapat membuat kemajuan di bidang pendidikan dan dapat
mencetak pribadi yang berkarakter baik, cinta damai, sopan, serta berakhlak
mulia.
0 komentar:
Posting Komentar