Syilvi Indrayani

Love to Teach

BAB I
PENDAHULUAN



A.    LATAR BELAKANG
Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang kompleks, dan melibatkan berbagai komponen yang saling terkait. Oleh karena itu dalam proses pengembangan Kurikulum 2013, tidak hanya menuntut ketrampilan teknis pengembang terhadap pengembangan berbagai komponen kurikulum, tetapi harus pula dipahami berbagai komponen yang mempengaruhinya.
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang dianggap sangat fenomenal karena semangatnya yang menggebu-gebu. Para penggagasnya sangat powerfull, dikembangkan dalam waktu yang relatif singkat namun memiliki keinginan untuk tampil sempurna. Kurikum 2013 memiliki tujuan yang menjanjikan lahirnya generasi penerus bangsa yang produktif, kreatif, inovatif dan berkarakter.
Namun untuk mewujudkan tujuan yang diharapkan dari Kurikulum 2013 tersebut sangat ditentukan oleh berbagai faktor penentu atau kunci sukses. Oleh karena itu, dalam paparan kajian telaah buku kali ini akan dibahas tentang kunci sukses dan pengembangan dari Kurikulum 2013.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa saja yang menjadi faktor penentu kunci sukses keberhasilan Kurikulum 2013?
2.      Bagaimana konsep pengembangan Kurikulum 2013?

C.    TUJUAN
1.      Untuk mengetahui faktor penentu yang menjadi kunci sukses keberhasilan Kurikulum 2013.
2.      Untuk mengetahui konsep pengembangan Kurikulum 2103.

 


BAB II
PEMBAHASAN


A.    KUNCI SUKSES KURIKULUM 2013
a.      Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kunci sukses pertama yang menentukan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 adalah faktor kepemimpinan kepala sekolah. Dalam menyukseskan implementasi Kurikulum 2013 diperlukan kepala sekolah yang mandiri, dan profesional dengan kemampuan manajemen serta kepemimpinan yang tangguh, agar mampu mengambil keputusan dan prakarsa untk meningkatkan mutu sekolah. Hal ini diperlukan, terutama untuk memobilisasi sumber daya sekolah dan kaitannya dengan perencanaan dan evaluasi program sekolah, pembelajaran, pengelolaan ketenagaan, sarana dan sumber belajar, keuangan, pelayanan siswa, serta hubungan sekolah dengan masyarakat.
Kepala sekolah yang mandiri, profesional, dan demokratis harus berusaha menanamkan, meningkatkan dan memajukan sedikitnya empat macam nilai, yaitu:
§  Pembinaan mental
§  Pembinaan moral
§  Pembinaan fisik
§  Pembinaan artistik
 
b.      Kreativitas Guru
Kunci sukses kedua yang menentukan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 adalah kreativitas guru, karena guru merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya, bahkan sangat menentukan berhasil tidaknya peserta didik dalam belajar. Guru sebagai fasilitator sedikitnya harus memiliki 7 sikap seperti yang diidentifikasikan Rogers (dalam Mulyasa, 2002), yaitu:
1.      Tidak berlebihan mempertahankan pendapat dan keyakinannya, atau kurang terbuka;
2.      Dapat lebih mendengarkan peserta didik, terutama tentang asprasi dan perasaannya;
3.      Mau dan mampu menerima ide peserta didik yang inovatif, dan kreatif, bahkan yang sulit sekalipun;
4.      Lebih meningkatkan perhatiannya terhadap hubungan dengan peserta didik seperti halnya terhadap bahan pembelajaran;
5.      Dapat menerima umpan balik, baik yang sifatnya positif mauoun negatif, dan menrimanya sebagai pandangan yang konstruktif terhadap diri dan perilakunya;
6.      Toleransi terhadap kesalahan yang diperbuat peserta didik selama proses pembelajaran; dan
7.      Menghargai prestasi peserta didik, meskipun biasanya mereka sudah tau prestasi yang dicapainya.
 Selain itu agar implementasi kurikulum 2013 berhasil memperhatikan perbedaan individual peserta didik, guru perlu memperhatikan hal-hal berikut:
1.      Menggunakan metode yang tepat dan bervariasi;
2.      Memberikan tugas yang berbeda bagi setiap peserta didik;
3.      Mengelompokkan peserta didik berdasarkan kemampuannya, serta disesuaikan dengan mata pelajaran;
4.      Memodifikasi dan memperkaya bahan pembelajaran;
5.      Menghubungi spesialis, bila ada peserta didik yang mempunya kelainan;
6.      Menggunakan prosesdur yang bervariasi dalam membuat penilaian dan laporan;
7.      Memahami bahwa peserta didik tidak berkembang dalam kecepatan yang sama;
8.      Mengembangkan situasi belajar yang memungkinkan setiap anak bekerja dengan kemampuan masing-masing pada setiap pelajaran; dan
9.      Mengusahakan keterlibatan peserta didik dalam berbagai kegiatan pembelajaran.
Dalam rangka menyukseskan implementasi Kurikulum 2013, dan menyiapkan guru yang siap menjadi fasilitator pembelajaran sebagaimana diuraikan di atas, hendaknya diadakan musyawarah antara kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, pengawas sekolah dan komite sekolah. Hal ini diperlukan terutama untuk menganalisis, mendiskusikan dan memahami buku pedoman dan berbagai hal yang terkait dengan implementasi Kurikulum 2013, antara lain:
 a.      Kerangka dasar dan struktur kurikulum:
2.      Pedoman implementasi Kurikulum 2013
3.      Pedoman pengelolaan
4.      Pedoman evaluasi kurikulum
5.      Standar Kompetensi Kelulusan
6.      Buku guru
7.      Buku siswa
8.      Silabus dan Rencana Pelakasanaan Pembelajaran
9.      Standar Proses dan model pembelajaran
1b.  Dokumen standar penilaian:
11.  Pedoman penilaian dan rapor
12.  Buku pedoman bimbingan dan konseling

c.       Aktivitas Peserta Didik
Kunci sukses ketiga yang menentukan keberhasilan implementasi kurikulm 2103 adalah aktivitas peserta didik. Guru harus mampu mengembangkan pola perilakunya, meningkatkan standar perilakunya, dan melaksanakan aturan sebagai alat untuk menegakkan disiplin dalam setiap aktivitasnya. Dalam hal ini guru harus mampu memerankan diri sebagai pengemban ketertiban, yang patut digugu, ditiru, dan diteladani, tetapi tidak bersikap otoriter.
Memperhatikan pendapat Reisman and payne (1987: 239-241) dapat dikemukakan 9 strategi untuk mendisiplinkan peserta didik, antara lain:
1.      Konsep diri (self concept), strategi ini menekankan bahwa konsep-konsep diri masing-masing individu merupakan faktor penting dari setiap perilaku.
2.      Keterampilan berkomunikasi (communication skills), guru harus memiliki keterampilan komunikasi yang efektif.
3.      Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami (natural and logical consequences), perilaku-perilaku yang salah terjadi karena peserta didik telah mengembangkan kepercayaan yang salah terhadap dirinya. Untuk itu guru disarankan: a) menunjukkan secara tepat tujuan perilaku yang salah, sehingga membantu peserta didik dalam mengatasi perilakunya, dan b) memanfaatkan akibat-akibat logis dan alami dari perilaku yang salah.
4.      Klarifikasi nilai (values clarification), strategi ini dilakukan untuk membantu peserta didik dalam menjawab pertanyaannya sendiri tentang nilai-nilai dan membentuk sistem nilainya sendiri.
5.      Analisis transaksional (transactional analysis), disarankan agar guru belajar sebagai orang dewasa, terutama apabila berhadapan dengan peserta didik yang menghadapi masalah.
6.      Terapi realitas (reality therapy),  sekolah harus berupaya mengurangi kegagalan dan meningkatkan keterlibatan. Dalam hal ini guru harus bersikap positif dan bertanggung jawab.
7.      Disiplin yang terintegrasi (assertive dicipline), metode ini menekankan pengendalian penuh oleh guru untuk mengembangkan dan mempertahankan peraturan.
8.      Modifikasi perilaku (behaviour modification), perilaku salah disebabkan oleh lingkungan, sebagai tindakan remidiasi. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam pembelajaran perlu diciptakan lingkungan yang kondusif.
9.      Tantangan bagi disiplin (dare to discipline), guru diharapkan cakatan, sangan terorganisasi, dan dalam pengendalian yang tegas.
Melalui berbagai upaya tersebut diharapkan terciptanya iklim yang kondusif bagi implementasi Kurikulum 2013, sehingga peserta didik dapat menguasai berbagai kompetensi sesuai dengan tujuan.

d.      Sosialisasi Kurikulum 2013
Sosialisasi dalam Kurikulum 2013 sangat penting dilakukan, agar semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaannya di lapangan paham dengan perubahan yang harus dilakukan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing, sehingga mereka memberikan dukungan terhadap perubahan kurikulum yang dilakukan.
Sosialisasi perlu dilakukan dengan matang kepada berbagai pihak agar kurikulum baru yang ditawarkan dapat dipahami dan diterapkan secara optimal, karena sosialisasi merupakan langkah penting yang akan menunjang dan menentukan keberhasilan perubahan kurikulum. Setelah sosialisasi, kemudian mengadakan musyawarah antara kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan komite sekolah untuk mendapatkan persetujuan dan pengesahan dari berbagai pihak dalam rangka menyukseskan implementasi Kurikulum 2013.

e.       Fasilitas dan Sumber Belajar
Pendayagunaan fasilitas dan sumber belajar perlu dikaitkan dengan kompetensi yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain, fasilitas dan sumber belajar dipilih dan digunakan dalam proses belajar apabila sesuai dan menunjang tercapainya kompetensi. Dalam menyukseskan implementasi Kurikulum 2013, fasilitas dan sumber belajar memiliki kegunaan sebagai berikut:
1.      Merupakan pembuka jalan dan pengembangan wawasan terhadap proses pembelajaran yang akan ditempuh.
2.      Merupakan pemandu secara teknis dan langkah-langkah operasional untuk menulusuri secara lebih teliti menuju pada pembentukan kompetensi secara tuntas.
3.      Memberikan berbagai macam ilustrasi dan contoh-contoh yang berkaitan dengan kompetensi dasar yang akan dikembangkan.
4.      Memberikan petunjuk dan gambaran kaitan kompetensi dasar yang sedang dikembangkan dengan kompetensi dasar lainnya.
5.      Menginformasikan sejumlah penemuan baru yang pernah diperoleh orang lain yang berhubungan dengan mata pelajaran tertentu.
6.      Menunjukkan berbagai permasalahan yang timbul, sebagai konsekuensi logis dalam pengembangan kompetensi dasar yang menuntut adanya kemampuan pemecahan dari peserta didik yang sedang belajar.

 f.       Lingkungan yang Kondusif Akademik
Kurikulum 2013 memerlukan ruangan yang fleksibel, serta mudah disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan guru dalam berkreasi. Lingkungan yang kondusif akademik antara lain dapat dikembangkan melalui berbagai layanan dan kegiatan sebagai berikut:
1.      Memberikan pilihan bagi peserta didik yang lambat maupun yang cepat dalam melakukan tugas pembelajaran.
2.      Memberikan pembelajaran remedial bagi peserta didik yang kurang berprestasi.
3.      Mengembangkan organisasi kelas yang efektif, menarik, nyaman, dan aman bagi perkembangan potensi seluruh peserta didik secara optimal.
4.      Menciptakan kerjasama saling menghargai, baik antar peserta didik maupun antara peserta didik dengan guru dan pengelola pemebelajaran lain.
5.      Melibatkan peserta didik dalam proses perencanaan belajar dan pembelajaran.
6.      Mengembangkan proses pembelajaran sebagai tanggung jawab bersama antara peserta didik dan guru, sehingga guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator, dan sebagai sumber belajar.
7.      Mengembangkan sistem evaluasi belajar dan pembelajaran yang menekankan pada evaluasi diri sendiri (self evaluation).
 
g.      Partisipasi Warga Sekolah
Kunci sukses yang terakhir adalah partisipasi warga sekolah, khususnya tenaga kependidikan. Dalam hal ini, peningkatan produktivitas dan prestasi kerja dapat dilakukan dengan meningkatkan perilaku tenaga kependidikan di sekolah melalui aplikasi berbagai konsep dan teknik manajemen personalia modern. Partisipasi tenaga kependidikan dalam menyukseskan implementasi Kurikulum 2013 dapat digalang melalui strategi umum dan strategi khusus sebagai berikut:
1.      Strategi Umum
Pertama, memberdayakan tenaga kependidikan harus dilakukan berdasarkan rencana kebutuhan yang jelas. Kedua, dalam setiap kegiatan pendidikan perlu senantiasa dikembangkan sikap dan kemampuan profesional. Ketiga, kerja sama sekolah dengan perusahaan dan dunia industri perlu terus menerus dikembangkan, terutama dalam memanfaatkan perusahaan dan dunia industri untuk laboratorium praktek, dan objek studi.
2.      Strategi Khusus
Strategi khusus adalah strategi yang langsung berkaitan dengan pengembangan dan peningkatan manajemen tenaga kependidikan yang lebih efektif. Strategi tersebut berkaitan dengan kesejahteraan tenaga kependidikan, pendidikan prajabatan calon tenaga kependidikan, rekrutmen dan penempatan, pembinaan kualitas tenaga kependidikan dan pengembangan karier.

 B.     PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013
a.      Perlunya Perubahan dan Pengembangan Kurikulum 2013
Perlunya perubahan dan pengembangan kurikulum 2013 didorong oleh beberapa hasil studi internasional tentang kemampuan peserta didik Indonesia dalam kancah internasional. Beberapa hasil survey menunjukkan hampir semua peserta didik Indonesia ternyata cuma menguasai pelajaran sampai level 3 saja, sementara banyak peserta didik dari negara lain dapat menguasai sampai level empat, lima bahkan enam. Hal ini merujuk pada suatu simpulan bahwa, prestasi peserta didik Indonesia tertinggal dan terbelakang. Dalam kerangka inilah perlunya perubahan dan pengembangan kurikulum, yang dimulai dengan penataan kembali terhadap empat elemen standar nasional, yaitu standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, dan standar penilaian.
Disamping itu, perubahan dan pengembangan kurikulum diperlukan karena terdapat beberapa kelemahan pada kurikulum yang sedang berlaku sekarang (KTSP), yaitu:
1.      Konten kurikulum masih terlalu padat, ditandai dengan banyaknya matapelajaran dan banyaknya materi pelajaran yang terlalu luas dan terlalu sukar sehigga melampaui tingkat kebutuhan dan daya serap peserta didik.
2.      Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.
3.      Kompetensi  belum  menggambarkan  secara  lengkap  dan  utuh mengenai domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
4.      Beberapa    kompetensi    yang    dibutuhkan    sesuai    dengan perkembangan kebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum.
5.      Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global.
6.      Standar  proses  pembelajaran  belum  menggambarkan  urutan pembelajaran yang rinci sehingga terjadi multi tafsir dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru.
7.      Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi dan belum secara tegas menuntut adanya remedial secara berkala.

b.      Landasan Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan kurikulum 2013 dilandasi sebagai berikut:
1.      Landasan Filosofis:
1. Filosofis Pancasila yang memberikan berbagai prinsip dasar dalam pembangunan pendidikan
2. Filosofi pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai akademik, kebutuhan peserta didik dan masyarakat.
2.      Landasan Yuridis:
1. RPJMM 2010-2014 sektor pendidikan
2.  PP No. 19 Tahun 2005 tentang SNP
3.  INPRES Nomor 1 Tahun 2010
3.      Landasan Konseptual:
1.   Relevansi pendidikan
2.   Kurikulum yang berbasis kompetensi dan karakter
3.   Pembelajaran kontekstual
4.  Pembelajaran aktif
5. Penilaian yang valid, utuh dan menyeluruh

c.       Tujuan Pengembangan Kurikulum 2013
Di dalam Permendikbud No. 70 Tahun 2013 (2013: 4) dijelaskan bahwa tujuan kurikulum 2013 adalah sebagai berikut :
“Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.”
Dalam hal ini pengembangan kurikulum difokus kan pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik, berupa paduan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya secar kontekstual. Maka dapat disimpulkan perubahan kurikulum bertujuan untuk melanjutkan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis dari sejak tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan ketrampilan secara terpadu.

d.      Kurikulum 2013 Berbasis Kompetensi
Kurikulum 2013 berbasis kompetensi dapat dimaknai sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan tugas-tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. Kurikulum ini diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat peserta didik, agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, dan keberhasilan dengan penuh tanggung jawab.Lima karakteristik kurikulum berrbasis kompetensi, yaitu:
§  Mendayagunakan keseluruhan sumber belajar
§  Pengalaman lapangan
§  Strategi belajar individual personal
§  Kemudahan belajar
§  Belajar tuntas
           
e.       Tingkat Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum 2013 seperti pengembangan kurikulum pada umumnya terdiri dari beberapa tingkat pengembangan, yaitu:
§  Pengembangan kurikulum tingkat nasional
§  Pengembangan kurikulum tingkat wilayah
§  Pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan
§  Pengembangan silabus
§  Pengembangan program pembelajaran
f.       Prinsip Pengembangan Kurikulum
Dalam mengembangkan kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi perlu memperhatikan dan mempertimbangkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1.      Pengembangan kurikulum dilakukan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional
2.      Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik
3.      Mata pelajaran merupakan wahana untuk mewujudkan pencapaian kompetensi
4.      Standar kompetensi lulusan dijabarkan dari tujuan pendidikan nasional dan kebutuhan masyarakat, negara serta perkembangan global
5.      Standar isi dijabarkan dari standar kompetensi lulusan
6.      Standar proses dijabarkan dari standar isi
7.      Standar penilaian dijabarkan dari standar kompetensi lulusan, standar isi, dan standar proses
8.      Standar kompetensi lulusan dijabarkan ke dalam kompetensi inti
9.      Kompetensi inti dijabarkan ke dalam kompetensi dasar yang dikontekstualisasikan dalam suatu mata pelajaran
1.  Kurikulum satuan pendidikan dibagi menjadi kurikulum nasional, daerah dan satuan pendidikan.
1.  Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat dan minat.
1.  Penilaian hasil belajar berbasis proses dan produk
1.  Proses belajar dengan pendekatan ilmiah (scientific approach)

g.      Pengembangan Struktur Kurikulum
Pengembangan struktur kurikulum 2013 sedikitnya mencakup tiga langkah kegiatan, yaitu:
§  Identifikasi kompetensi, dalam kaitannya dengan kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi, sedikitnya dapat diidentifikasi delapan sumber yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kompetensi, yaitu:
-          Daftar yang ada, penjabaran bidang studi, penjabaran mata pelajaran, analisis taksonomi, masukan dan profesi, membangun teori, masukan peserta didik dan masyarakat, analisis tugas.
§                                         -      Mengembangkan struktur kurikulum
§                                         -              Mendeskripsikan mata pelajaran
\
 
BAB III
PENUTUP


A.    KESIMPULAN
1.      Keberhasilan kurikulum 2013 dalam menghasilkan insan yang yang produktif, kreatif, dan inovatif serta dapat merealisasikan tujuan pendidikan nasional untuk membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat sangat ditentukan oleh berbagai faktor kunci sukses, antara lain: kepemimpinan kepala sekolah, kreativitas guru, aktivitas peserta didik, sosialisasi, fasilitas dan sumber belajar, lingkungan yang kondusif akademik, dan partisipasi warga sekolah.
2.      Kurikulum 2013 dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat. Atas dasar prinsip perbedaan kemampuan individual peserta didik, kurikulum 2013 memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memiliki tingkat penguasaan pada standar yang telah ditentukan (dalam sikap, keterampilan dan pengetahuan). Oleh karena itu beragam program dan pengalaman belajar disediakan sesuai dengan minat dan kemampuan awal peserta didik.
3.      Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi harus di dasarkan pada sebuah kerangka dasar, yaitu tingkat pengetahuan, ketrampilan, tata nilai dan sikap. Hal ini tidak dapat menjadi kompetensi yang terpisah satu sama lain. Kesemuanya harus menyatu dan melebur di dalam semua kompetensi yang di inginkan.
4.      Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang merupakan perubahan struktur kurikulum KTSP. Adanya perubahan tersebut dikarenakan terdapat banyak masalah dan upayanya adalah memperbaiki kurikulum yang dianggap kurang tepat.

B.     SARAN
Suatu kurikulum haruslah mengandung isi dan arah perbaikan yang lebih baik, kurikulum juga harus sesuai dengan perkembangan zaman dan tidak memberatkan siswa apa lagi sampai membebankan siswa. Begitupun dengan harapan kita pada kurikulum 2013 ini agar dapat membuat kemajuan di bidang pendidikan dan dapat mencetak pribadi yang berkarakter baik, cinta damai, sopan, serta berakhlak mulia. 

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.